Sabtu, 07 Desember 2013

GORENG vs BUAH.

Long time no see...long time no see...
Akhirnya ada hasrat buat ngeblog lagi setelah beberapa saat mati hati untuk menulis.
Hasrat ini muncul ketika aku membeli buah semangka kepada mamang tukang buah. Singkat cerita, cerita ini ada kaitannya dengan keberadaan ku di bumi siliwangi ini.
jujur, aku telah gagal menjadi seorang perantau. kenapa? why?

begini singkatnya..........

ini berkisah sekitar 3,5 tahun yang lalu. ketika aku dan desvy, sahabatku yang sama-sama berasal dari kota pekanbaru berkuliah di bandung. lupa tepatnya hari itu hari apa, yang pasti, hari itu adalah hari-dimana-pertama-kalinya-dibidang-bahasa-kita-memalukan-diri sendiri-dan...dan...dan.... #ahh 

aku pergi mengunjungi kosan desvi di daerah dipatiukur. kosan biru berlantai tiga yang ranum dan manis itu mengingatkan kita pada sebuah film yang sempat meledak di pasaran, Ayat-ayat cinta. masih ingatkah kalian, bagaimana lingkungan apartemen yang ditempati oleh Fachri dan Maria?? yaph, apartemen bertingkat dengan kerekan "cinta" yang menghubungkan apartemen Fachri dan Maria untuk menyampaikan dan mengantarkan apapun itu, baik buku maupun makanan. Maria sering berkirim cake dan makanan kepada Fachri yang tinggal di lantai di bawah apartemennya. bisakan membayangkannya??
nah, kosan desvy dirancang sedemikian rupa mirip, karena terdapat 3 lantai, jadi untuk memudahkan anak kostan yang sibuk akan kemalasannya turun membeli cemilan yang berjejer rapi di bawah, dibuatlan kerekan berkatrol ini.

ada begitu banyak makanan yang dijual di bawah. ada tukang syomai, batagor, gorengan, pecel lele, nasi goreng, buah-buahan, dan banyak lagi..lagi dan lagi.
kamar desvy berada di lantai 3, dan pada saat itu kita mau beli gehu (tahu isi), pisang molen, bala-bala dan kawan-kawannya dalam grup gorengan. terjadilah aksi panggil-panggilan antara pelanggan dan penjual.

desvy : mang goreng....mang...mang goreng...mau beli gorengan. mang...mang goreng... (sambil teriak-teriak ke bawah dan nurunin kerekan)

tukang jual gorengan : #stv@$%&*##@!!! (hening.....)

desvy : mang..maaaaaaaang...mang goreeeeeeeeng (makin kencang teriaknya)

semua tukang jualan di bawah melihat ke arah kita, lirikan tajam, entah itu tatapan dendam, sinis, dingin atau tatapan heran melihat orang bodoh yang tetap teriak-teriak walau tanpa sahutan. tatapan itu semakin dalam, semakin sinis, mata mereka mulai menyipit, mengerutkan dahinya, dan seraya berkata,"BEDEBAH KALIAN, WAHAI WANITA....!!". Sementara teman-teman desvy terbahak-bahak polos dari dalam kamar. tersadar ada sesuatu yang janggal, akhirnya kita masuk ke kamar. semula berpikir, apakah ada yang salah dengan wajah yang memang tercetak pas-pasan, atau ada yg tidak benar dengan style kita yang tidak keren ini ??? terus bertanya, dan teman-teman desvy terus terbahak. akhirnya setelah beberapa menit kebingungan ini berlangsung, salah seorang temannya menjelaskan bahwa makna kata "GORENG" dalam bahasa sunda itu adalah "JELEK". Terbangun dari kekhilafan yang tanpa kita ketahui sebelumnya, desvy berlari ke bawah untuk meminta maaf kepada mamang gorengan yang tadi sempat kita teriaki "MANG GOREEEENG". Bersyukur mamang tersebut berbaik hati dan mengerti bahwa kita pendatang, jadi dia hanya tersenyum saja (bisa jadi itu adalah senyuman penuh dendam, dimana ada niat di hatinya untuk menguliti desvy ketika malam tiba, dan kulit desvy dibuat jadi kulit lumpia #HALAHHHH).

Cerita selanjutnya baru terjadi sekitar 3 minggu yang lalu, ketika itu aku dan temanku, Ramlah, baru pulang dari kampus dan berniat membeli buah-buahan di depan gerbang UPI. tentu ada banyak jenis buah yang dijual, hanya buah simalakama dan khuldi yang tidak aku temui. ketika itu ada beberapa orang mahasiswi yang ingin membeli buah juga yang menyebakan mamang tukang buah sibuk melayani pembeli. Aku membeli semangka dan ramlah membeli pepaya. Dari kebisingan tersebut, muncullah seorang mahasiswi, seperinya mahasiswi pasca sarjana yang ingin membeli buah. ia terus bertanya,"mang..buah nya teu aya deui mang..mang buah nya teu aya...??". sementara mamang tukang buah masih sibuk melayani pembeli sebelumnya. ada rasa kesel dan jengkel dalam hati, ingin rasanya berteriak dan membentak, "HELLOOOOOOOOOO....SITU BUREM APA MATANYA ??!! GA LIAT INI TEMPAT TUKANG BUAH, YA PASTI JUAL BUAH-BUAHAN LAH !! TINGGAL PILIH DAN BAYAR!!".

Tapi niat itu aku urungkan, mengingat sedang ramai orang dan ku rasa itu bukan urusanku. akhirnya amarah itu aku lampiaskan ke Ramlah, kata-kata yang tadinya ingin aku sampaikan kepada mahasiswa pasca sarjana tadi, aku luapkan kepada ramlah dengan sedikit amarah. ramlah langsung tertawa setelah aku ngomel-ngomel. kembali dengan tampang polos, suci penuh pahala ini, aku mengerutkan dahi. kenapa ramlah malah ketawa? dengan sabar ramlah menjelaskan, bahwa "BUAH" yang dimaksud pembeli tadi adalah buah "MANGGA". oh Tuhan, ampunilah makhluk Mu ini, betapa berdosanya hamba telah gagal menjadi perantau di negeri orang. bahkan setelah 4 tahun di tanah sundapun, aku tidak mengerti bahasanya T__T

3 komentar:

  1. teu aya goreng haha... mboh ora mudeng

    BalasHapus
  2. hasarat menulisnya harus tetap dijaga dong kak.

    BalasHapus
  3. amang-amang tukang buaah goreeeeng ...
    teh aisaaa goreeeeeng :P

    BalasHapus