Kamis, 04 Agustus 2011

biola tua dibalik jaket coklat

ya, sinar lembut keemasan itu menyilaukan pandangan ku. tersibak dari jendela berhordeng putih tapai yang baru saja dicuci oleh mbok inah. tersadar ku bahwa hari ini hari jumat, yang artinya siang ini aku harus les biola bersama Miss. Casandra.
mengambil handuk ungu polkadot ku dan bergegas mandi agar tak terlambat. pagi ini mama meminta ku untuk menemaninya pergi ke toko roti, karena siang ini ada arisan di rumah ku.
begitulah ibuk-ibuk, berkumpul, arisan, ngobrol, bergosip dan terkadang membicarakan masalah keluarga orang lain yang menurut ku tak penting, hanya membuang-buang waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. itu salah satu alasannya kenapa ku tak mau jadi ibuk-ibuk. hidupnya rumit. harus ke salon, meni-pedi, luluran, creambat, dan banyak lagi embel-embelnya, dan semua itu terjadwal bersama teman seperkumpulannya.

aku cesyl, anak tunggal dari keluarga broken home. orang tua ku berpisah disaat ku kelas 5 sekolah dasar. dan kini aku tinggal bersama mama ku dan om cahyo, suami baru mamaku yang dinikahinya saat ku kelas 3 SMP. awalnya ku menolak pernikahan itu, tak inginku ada orang asing yang kelak akan tinggal serumah denganku, bertemunya setiap pagi dan harus sarapan semeja dengannya. hampir saja waktu itu aku menggagalkan pernikahan mama, namun ada saja kendalanya. dan akhirnya aku menyerah, namun bukan berarti ku rela. disaat hari pernikahan mama ku, ku tak pukang ke rumah sampai acaranya benar-benar selesai. tante maya, adik mama ku, berusaha untuk menjelaskan semua alasan kenapa mama ku harus menikah lagi. katanya, menjadi janda berlama-lama itu tak baik, pandangan negatif masyarakat akan selalu melekat, dan yang terpenting adalah, mamaku butuh teman hidup untuk berbagi. tapi itu semua tak bisa ku terima, karena aku, aku bisa menjadi anak sekaligus teman bicara untuk mama. masalah keuangan pun tak menjadi masalah, karena mamaku bekerja sebagai seorang konsultan pajak dan mama juga punya beberapa butik di kota ini. begitulah pemikiran dangkal ku saat itu. pemikiran anak baru gede yang tak terkendali, merasa semua baik-baik saja dengan segala keyakinan ku dan takk mau mendengar pendapat orang lain.
tapu kini ku tau, kenapa mama harus menikah lagi, dan aku sayang om cahyo, bahkan dia lebih baik dari papa kandungku sendiri. dia ayah yang hebat dan penyabar.
***
dengan celana jeans dan t-shirt biru muda dengan paduan  belt hitam serta kalung bergambarkan tweety,  tak lupa sepatu kets biru laut yang baru ku beli minggu lalu, aku siap menjalani hari ini dengan semangat 45.
bergegas turun ke bawah dan langsung menuju ruang maka, terlihat om cahyo yang sudah dufuk dengan bacaan korannya bersama secangkir kopi hitam pekat tanpa gulanya, dan mama bersama mbok inah mennyiapkan sarapan pagi.
"good morning honey...",
"morning mom...",
"pagi ini kamu jadikan temani mama ke toko roti? karena hari ini akan menjadi hari super lelah sayang. dan mama sangat butuh bantuan mu",
"ok, siap. pagi ini aku akan jadi supir pribadi mama. dan kebetulan dosen psikologi ku gak dateng. beliau harus mengisi seminar ke sorong, papua",

***
tidak hanya jakarta saja yang macet, bahkan sepagi ini pun Bandung juga ikutan macet. padahal ini baru jan 07.40, tapi jalanan setia budi sudah padat merayap. dan ini sudah jadi rutinitas. teringat akan sebuah lagu masa kecil yang dulu sering ku nyanyikan, kalau macet itu karena si komo lewat, tapi sekarang macet karena penduduk indonesia kaya raya semua. dari 250 juta penduduk, aku kira 99% nya punya kendaraan pribadi.
finally, sampai juga di toko roti langganan mama. dan sembari menunggu mama, aku memakan roti gepeng isi coklat dengan saos cream caramel nya, mmmm....nyummiiii banget...

***
kembali ke rumah dengan langkah tertatih keluar dari mobil, aku membawakan belanjaan mama yang seabrek, dan itu sudah pukul 11.00, istirahat sebentar untuk kemudian bersiap les biola. sebenarnya aku tidak terlalu fanatic akan musik klasik. tapi bagiku, memainkan biola seperti membawa kita pada dunia lain, dunia kita sendiri. dan seolah setiap gesekannya memaknai alunan hidup dengan melodi syahdu penyejuk jiwa. dan aku terbuai oleh suara unik yang dihasilkannya. dan itu aku rasakan pertama kali ketika aku liburan ke ausie, ketempat tante mimi yang pindah kesana karena ikut suaminya pindah kerja kesana. tante mimi adalah adek angkat papa ku yang sudah memiliki anak berusia 5 tahun. nama anaknya clara, anaknya cantik, imut dan menggemaskan. aku senang bermain dengannya. clara memang anak berusia 5 tahun, namun ia sudah pintar bersolek, dan suka bergaya di depan cermin. tante mimi tinggal didaerah brisbane, negara bagian queensland. sore itu aku mendengar alunan gesekan biola yang merdu sekali. aku mencari dari mana asal suara itu, tapi tak kutemui sepanjang mata memandang. keesokannya, ku mendengar melodi itu lagi, dan kali ini lebih lembut. beruntung ku tau siapa yang memainkan biola itu. adalah seorang pria berkulit coklat manis seumuran ku, bernama hasby. ya, kami sempat berkenalan, dan seminggu ku disana, aku diajarinya memainkan nada-nada dasar biola. sejak saat itulah ku tertarik akan biola. lantunan lembut melodi bait-perbait, gesekan halus yang memancarkan sonar penuh makna, serta perasaan hati yang teduh kian membawaku terbang oleh kenangan indah bersamanya.
Miss. Casandra rupanya sedang sakit, dan hari ini aku tidak jadi latihan. kuputuskan untuk pergi mengasingkan diri dari pada harus pulang ke rumah dan bertemu dengan teman-teman arisan mama. aku memang tak suka keramaian, karena menurutku, ramai itu kekacauan, ku tak dapat menemukan diriku ditengah keramaian, disendiri ku, aku tau siapa aku, dan berteman sepi inilah yang membuat ku lebih memaknai arti kehidupan. akhirnya ku pergi ke taman disebelah sekolah junior high school dulu. taman itu dibangun ketika ku kelas 1 SMP, aku berjalan sendiri. menyusuri baris demi baris batu paping block yang disusun rapi memanjang. menikmati sejuknya angin yang tertiup bersama gemerincing dedaunan yang melambai dipondasinya. bersyukur siang itu cuaca tidak terik lagi, agak mendung, namun tak turun hujan. ku beli segelas es kelapa muda dan duduk dibawah pohon yg rindang sesekali memainkan biolaku. jam tangan ku telah menunjukkan pukul 17.30, ku rasa ibuk-ibuk itu sudah pulang. dan kuputuskan untuk meng-gas mobilku pulang.

***
kulihat ada 3 pesan masuk dan 11 panggilan tak terjawab di handphone BlackBerry ku, ku fikir itu pasti dari maya yang ingin meminjam tugas paper yang dikumpulkan lusa. atau si toni yang kerjanya curhat mengenai kekasihnya yang tak kunjung pulang setelah kuliah ke negeri jiran, malaysia. atau juga si mauren, yang berkonsultasi mengenai costum apa yang akan dipakai oleh si cubby, anjing puddlenya untuk fashion show minggu depan. teman-teman ku memang unik, mereka memiliki perbedaan yang sangat signifikan, tapi itu pula yang kusukai dari mereka. karena perbedaan itu indah. dan keunikan itu cerdas.
dan 11 panggilan tak terjawab itu semua dari privat number.
ternyata beberapa tebakan ku meleset, hanya mengenai toni yang benar. dua sms yang lainnya datang dari papa ku. gak ada angin, gak ada hujan, gak ada petir dan gak ada badai. kenapa dia sms? bahkan ketika ku ulang tahun saja, dia tak pernah meng-sms apaalagi menelpon ku. begini kira-kira sms nya,
"anak papa apa kabar? sudah lama gak bertemu. sehat kan?"
kaget setengah mati? jelas. karena itu berarti ada 2 kemungkinan, dan kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja diluar prediksi ku. kemungkinan pertama, papa ku menyesali perbuatannya yang pergi meninggalkan ku dengan mama. atau kemungkinan kedua, dia ingin meminta restu ingin menikah lagi. arrghhh...!! aku tak suka kejutan, ya...karena kejutan itu tanpa prediksi. kejutan bisa terjadi kapan ia ingin terjadi, kejutan itu diluar perhitungan pemikiran otak ku, dan kejutan itu tak selamanya indah. ingin kuu membalasnya, tapi hasrat tak ku miliki, mengabaikannya? tak tega pula ku melakukan itu. lalu siapa yang memiscol ku hingga 11 kali tadi? papa? maya? toni? ataukah mauren? ahh...pusing! kuputuskan untuk tidur dan memikirkannya esok.

***
"happy birthday to you..happy birthday to you..happy birthday..happy birthday..happy birthday to you..."
nyanyian itu membangunkan ku di pagi buta begini, ku lihat jam weker, masih menunjukkan pukul 05.00, tetapi di depan pintu itu sudah ada mama, om cahyo, mbok inah membawakan cake blackforrest yang besar sekali. bahkan aku sendiri lupa kalau hari ini adalah tanggal 29 februari, hari ulang tahun ku, yang hanya memang dirayakan dengan party empat tahun sekali. tahun-tahun non kabisat lainnya hanya syukuran biasa saja. tepat aku menginjak usia 20 tahun, usia yang bisa dikatakan dewasa. usia dimana aku bisa menentukan apa yang terbaik untukku, dan usia dimana seharusnya suara-suara ku didengar.
beberapa hari belakangan ini mama terlihat aneh, entah apa yang terjadi. sepertinya mama menyembunyikan sesuatu dariku, namun ku tak tahu itu. seperti rahasia yang besar yang pada suatu saat nanti aku mengetahuinya dan entah kapan itu. ya, KEJUTAN, lagi-lagi dengan kejutan, dan aku tak suka itu!

sehari setelah ulang tahun ku, papa kembali meng-sms ku, dan dia mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.
"selamat ulang tahun ya anak papa, semoga kita segera bersatu",
kata-katanya itu membuat ku aneh, apa maksudnya "segera bersatu", apa dia ingin rujuk kembali dengan mama? ahh..tak mungkin. darimana fikiran itu ku dapat. mama sudah punyanya om cahyo, ayah baruku. tapi sepertinya SMS papa itu bermakna lain. ku coba untuk memejamkan mata malam itu. berharap jika ku buka mata esok, ada hal baik yang mendatangiku.

***
sepulang kuliah, ku lihat mama terisak di kamarnya. bersama om cahyo, mama memegang selembar surat. dari balik pintu, ku mendengar percakapan mama dan om cahyo. ternyata isi surat itu tentang aku. tentang masa depanku. aku terpaku diam, hidup tanpa nafas yang menggelubuti ku, hanya bisa jatuh dan tak mampu untuk berdiri, sampai mama mengetahui bahwa aku telah pulang kuliah dan mendengar semua percakapannya tadi.
"cesyl, kamu kah itu sayang??",

aku hanya terisak dan tanpa kusadari air mata ini jatuh. siang itu bagaikan malam kelam yang tak akan dihampiri oleh sinar mentari lagi bagiku, ya setidaknya begitulah yang terlintas dihatiku.

"maafkan mama sayang, selama ini mama tak memberitahukan mu mengenai ini semua",

sembari memelukku yang masih terisak, mama mencoba menjelaskan semua. dan aku hanya bisa terdiam. terdiam dalam tangis yang bagiku adalah suram. dan aku tahu bahwa aku harus tetap menghadapinya.

"kenapa mama gak pernah ngasih tau semua ini sama cesyl? kenapa cesyl harus tau detik-detik terakhir begini? kenapa mama gak kompromi dulu sama cesyl? kenapa ma?! kenapa cesyl harus tinggal dengan papa, setelah sekian lama dia meninggalkan begitu saja?!! cesyl gak mau ma!! apa mama uda gak sayang lagi sama cesyl?????", terisak ku tak sanggup menerima kenyataan bahwa ku hrus hidup dengan papa, yang bagiku kini dia adalah orang asing dikehidupanku. dan aku tak bisa menerima semua ini.

"maafkan mama, sayang. ini juga diluar kehendak mama. surat itu dari pengadilan. mama tau mama salah. mama tak mengatakannya padamu, karena dulu kamu masih belum cukup untuk mengetahui ini semua. ketika mama bercerai dengan papamu, syarat yang diajukan papamu hanya satu, yaitu ingin kamu tinggal bersamanya setelah kamu berusia 20 tahun, sayang...dan pengadilan menerima permintaan papa mu.",

tahulah aku tentang jawaban semua ini. tentang sms dari papa beberapa hari belakangan. tentang sikap mama yang menyembunyikan sesuatu, bahwa usia ke-20 ku ini akan menjadi usia akhir aku tinggal bersama mama.

***
walau masih berat hati, namun apa boleh buat. keputusan itu sudah ketok palu. dan kini, aku hanya bisa menerima. hari ini hari pertamaku di rumah papa. papa memang belum menikah, dia hanya hidup sendiri di rumah yang cukup besar ini. dia memperlakukan ku dengan hangat, selayaknya ayah terhadap anaknya. dan tahu lah ku betapa kesepiannya papa. namun bagiku, dia masih asing, dan mungkin akan tetap asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar