Sabtu, 12 November 2011

Apa, siapa, dan mengapa "Ikhwan dan Akhwat" itu?

Tulisan ini saya buat tidak untuk mencela, merendahkan, memuji, menghina, menyetujui, menyenangi, dan atau sebagainya. ini hanya sebuah pengalaman yang saya alami. Yang secara sadar dapat saya ambil manfaatnya untuk membenahi diri kedepan. Seperti kata pepatah, "pengalaman merupakan ilmu yang paling berharga".
istilah "ikhwan dan akhwat" itu sebenarnya sudah tidak asing lagi ditelinga saya. karena sewaktu saya SMA di pekanbaru, selain pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, saya pun belajar bahasa Arab. ya sedikit tidaknya saya ingat beberapa kata yang pernah saya hafal dalam bahasa arab. tapi kata "ikhwan dan akhwat" itu semakin populer setelah hampir 3 tahun saya di bandung untuk melanjutkan pendidikan disalah satu universitas negeri. sebenarnya ikhwan dan akhwat itu apa sih? meng-copas salah satu postingan dari seorang blogger mengenai arti ikhwan dan akhwat secara bahasa
kata ‘ikhwan’ adalah bentuk jamak dari akhun, yang artinya saudara. Sedangkan akhwat adalah bentuk jamak dari ukhtun dengan arti yang sama. Saudara di sini bisa bermakna denotatif, yang berarti saudara kandung atau saudara se-pertalian darah, ataupun bermakna konotatif, yang berarti saudara dalam arti yang lebih luas. Misalnya saudara seiman, saudara seorganisasi, dst. "ikhwan" diperuntukkan bagi kaum adam, dan "akhwat" diperuntukkan bagi kaum hawa. generalisasi makna kata sebagai saudara disini dapat dipersempit lagi. ya setidaknya begitulah yang saya lihat di kampus. ikhwan/akhwat itu merupakan sapaan sesama mereka yang terwadah pada suatu organisasi yang memiliki visi, misi dan pandangan yang sama. misalnya saja dalam cara berpakaian. subhanallah sekali, sungguh saya kagum pada mereka, baik ikhwan maupun akhwat. dimana untuk para ikhwa biasanya menggunakan celana gantung 3/8 berbahan kain dengan baju koko. dan bagi akhwat, biasanya mereka menggunaka baju gamies dan berkerudung panjang, kadang kala kerudung itupun dilapis 2 atau 3 lapisan. belum lagi selain menggunakan gamies, mereka juga melapisi dengan manset baju dan celana PDL. di zaman yang sudah sangat hiruk-pikuk ini, mereka masih sanggup untuk menjaga aurat mereka sesuai norma dan aturan agama. tak sedikit pula diantara akhwat disekitar kampus saya ini yang bercadar. bercadar bukan merupakan suatu kewajiban, bagi saya itu hanyalah sebuah adat dan budaya bagi mereka yang tinggal di daerah arab dan sekitarnya. rasa salut saya kepada mereka dikarenakan saya sendiri belum mampu menggunakan pakaian seperti itu. benar-benar tanpa riasan dan polesan make-up diwajah. rasa salut itupun timbul karena di era 21 ini, kalau kita umpamakan dengan tingkat golongan PNS, syaithan-syaithan sekarang sudah pada golongan 4D. hahaha...begitulah sanking tinggi godaan mautnya untuk membawa kita pada kemaksiatan dan menemani mereka di neraka. na'udzubillahimindzaliik...
namun para ikhwan dan akhwat ini sanggup menolak godaan itu, terutama pada pakaian mereka. diantara merekapun, selalu mengikuti pengajian-pengajian dan mentoring-mentoring agama, disela-sela kegiatan perkuliahan yang bagi saya sudah sangat menumpuk. belum lagi hasrat mereka yang tinggi untuk menghafalkan ayat-ayat suci Allah SWT. sungguh bukan apa-apanya saya bila melihat mereka. walaupun saya adalah muslimah yang berkerudung juga, namun belum mampu menjalani seperti mereka.
betapa saya tak berilmu dari mereka. namun suatu saat nanti, saya ingin seperti mereka. menjadi makhluk Allah yang benar-benar beriman dan bertaqwa. amin...
mengapa mereka memilih jalan seperti itu? dari yang saya lihat sendiri, banyak diantara mereka yang merubah diri, terutama dalam cara berpakaian adalah bermula dari ajang "ikut-ikutan". eiitsss....jangan bernegativ thinking dulu. sesungguhnya sifat manusia itu memanglah penjiplak. dari kita kecil, kita bisa berjalan, berbicara, bergerak, dan sebagainya merupakan proses tiru-meniru. dari apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan dari orang-orang sekitar kita, dan kemudian kita menirunya. itu bukanlah suatu hal ang diharamkan. mengutip kata Mario teguh, bahwa kita jangan terperangkap oleh kata "just be your self", jangan menyalah artikan kata ini maksudnya. karena manusia merupakan makhluk sosial. untuk diterima di khal layak itu, kita harus bisa berbaur dan memiliki perasaan untuk "kaji rasa", dan itu berarti kita harus meniru kebiasaan dan norma di lingkungan tersebut untuk bisa diterima. namun semua hal yang kita tiru adalah hal yang positive. ibarat menjahit berbagai kain perca dan kemudian menjadi sebuah pakaian yang utuh dan indah. begitulah hendaknya kita. ambillah setiap hal yang baik dari yang kita alami, dan kemudian kita satukan itu menjadi pribadi kita seutuhnya. itulah makna "just be your self" sesungguhnya. seperti kata dosen saya. BAIK vs BENAR. menjadi baik belum tentu benar. tapi menjadi benar, sudah pasti baik. dimisalkan olehnya pada sebuah keadaan yang terjadi pada 2 orang sahabat. dimana pada saat itu, salah seorang sahabatnya minum dengan terburu-buru dan berdiri. dan sahabat yang lainnya menegur dengan suara lantang dari kejauhan dan sedikit menghardik. padahal pada saat itu mereka sedang berada di keramaian. sahabat tadi berniat baik menegur yang satunya, bahwa minum dengan posisi berdiri itu tidak baik, dari segi kesehatan, maupun kesopanan. namun caranya salah, karena dia menegur dengan lantang ditengah keramaian yang menarik perhatian orang banyak, sehingga sahabat yang minum tadi malu. akan lebih pantasnya bila sahabat itu mendekati sahabatnya, dan menegur sembari berbisik.
ikhwan dan akhwat itupun juga punya prinsip yang saya anggap sangat luar biasa tangguhnya. mungkin bila saya memiliki 100 ibu jari ditubuh ini, akan saya acungkan semua pada mereka. dalam Islam tidak mengenal yang namanya pacaran. karena sesungguhnya sebagian besar diantara kaum muda/i itu menyalah gunakan status yang mereka jalani. melakukan kemaksiatan atas nama cinta, sungguh itu hanya bagian dari godaan syaithan. di Islam mengenal yang namanya ta'aruf. 
Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh. Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah - taaruf dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal.
Sebagai sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan, taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat. Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan. secara garis besar, ta'aruf merupakan proses perkenalan disertai adanya orang ketiga sebagai sipenemu, dan bila memang suka satu dan yang lainnya bisa memutuskan mau dibawa kemana hubungan tersebut selanjutnya.
begitulah sedikit yang saya ketahui mengenai ta'aruf. dan lagi-lagi, saya akan mengangkat topi dan merendahkan badan bagi pasangan yang menikah dilalui dari proses ini. sungguh diantara mereka yang telah menjalani semua perintah Allah SWT dan sunah Rasul itu adalah orang-orang yang akan memcium hawa surga sebelum mereka tiada.
namun ada yang miris dari pandangan saya disini kepada mereka yang mengaku "ikhwan dan akhwat" ini. walau tidak semua diantara mereka seperti itu. karena saya percaya, masih banyak dari mereka yang benar-benar jujur dan tulus dalam menjalaninya. disekitar saya saat ini, banyak ikhwan/akhwat yang mengerti mengenai ajaran agama. diantara mereka rajin mengikuti pengajian/mentoring agama, berpakaian sesuai kae'dah, namun belum mengenal dari hati. maaf sebelumnya, ini hanya seperti apa yang saya lihat. banyak diantara mereka yang sholat tidak menggunakan mukenah (akhwat). OK, mungkin dengan pakaian mereka, itu sudah lebih dari cukup. karena tak satupun aurat yang terlihat. baju panjang dan longgar. jilbab dalam dan tebal, kaos kaki, dan berbagai atributnnya. namun dalam sholat, tidak hanya aurat yang harus diperhatikan. kesucian dan kebersihanpun harus diperhatikan kaos kaki yang mereka gunakan sehari-hari, dan dibawa sholat karena tidak memakai mukenah untuk menutup aurat, apakah itu benar?????? bagaimana dengan noda yang tertempel disitu. adakah itu suci dan bersih???? mereka tau aturannya, tapi tidak melakukannya. TA'ARUF..... tidak sedikit dari teman-teman "ikhwan dan akhwat" saya yang ber-SMS-an layaknya sepasang kekasih. bahkan ada diantara mereka yang memanggil "aby-umy", dan mereka mengatakan bahwa itu ta'aruf?????? atau bahkan mereka berjalan berdua atau mudik bersama dan bertemu dengan teman yang lain di damri. apa itu yang mereka sebut dengan ta'aruf??? yang berlari kalang-kabut masuk kamar dan atau mencari penutup kepala (kerudung) di kosan bila ada bapak tukang galon yang ingin mengantarkan galon air ketika mereka sedang tidak berkerudung, namun tanpa segan dan bersalahnya membiarkan rambut mereka tergerai dan terlihat ketika ikhwan yang katanya (ta'aruf) itu datang menemui. adakah itu benar dan halal.....???????? MIRIS melihat mereka yang berkedok seperti itu. di luar tampak malaikat, namun di dalam.... WALLAHUALAM. jangan nodai segala hal yang telah diatur oleh Tuhan mu dengan kepalsuan atas dirimu. karena itu hanya akan membuat agama mu hina dimata mereka. yang sesungguhnya ISLAM itu bukan hanya sekedar agama, namun aturan-aturan yang sistematis mengatur berbagai perihal bagi kehidupan manusia dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. janganlah kau rusak apa-apa yang menjadi aturan Tuhan mu hanya karena tipu muslihat mu itu. belajarlah...pahami...dan lakukan dengan jujur, tulus, dan ikhlas. serta bersungguh-sungguh lah. karena AL-QUR'AN dan hadits itu tiada kemungkaran diantaranya. hal itu adalah HUKUM yang sebenar-benarnya HUKUM.

3 komentar:

  1. gud post....10 jempol...so w/ about u sist?

    BalasHapus
  2. seperti yg saya tulis. untuk saat ini saya baru hanya bisa kagum. dan mnyadari betapa bukn apa2nya saya. namun untuk mnjd lbh baik, sedang dlm proses. dan berharap saya tdk termasuk diantara mereka yg "bertopeng" itu. amin.. :D

    BalasHapus
  3. iznkan saya publish tulisan ini yaaa aisa :)

    BalasHapus