Siapa yang tau kalau dia ingin mampir.
Siapa menyangka sentilan pelan itu menyambar bak petir.
Aku di sini merasa bodoh dan tersindir.
Tak layak cinta ini ku ukir.
Dia... dia bukan yang terpilih.
Dia hanya yang lain dari kekasih hati.
Kau hadir hanya untuk memberi bukan untuk memilih.
Aku kini terbelenggu oleh kebodohan nurani.
Sia-sia aku melupa.
Karena yang ada hanya lah cinta buta.
Berharap ada secercah cahaya.
Tapi itu hanya fatamorgana.
Aku terpuruk derita cinta.
Cinta yang ku ukir hanya untuk menyiksa.
Kau bukan yang memilih rasa.
Tapi aku... Aku yang merajut semua, yang kini ku rasa fana.
Eaaaaa.....senangnyaaa..liat kukang menderitaaa...*olala
BalasHapusOh cinta...deritanya tiada akhir..
Wakakakaka
ihhh mak lampiirrr *jambak2
HapusEciee.... wituwiwww... >_<
BalasHapuskang aan makin bikin galau dgn "eciee.... wituwiwww" nya. >_<
Hapus*ihik lagi galau ya mb :p hehe
BalasHapus*uhuk, iya... :(
Hapuscie cie hahaha
BalasHapus=="
HapusAisaaaaaa...
BalasHapusLama tak bertemu dirimu dek ^^
Pas ketemunya kok jadi galau nih
Hehehe...
jgn salahkan sang waktu kak,
Hapuswalaupun banyak andil nya ia dalam kegalauan ini, tapi dia bukan tersangka utama nya.
salahkan hati yang tak bisa memanage emosi. karena dia aku galau.
oh ya, aku baik2 sajaaaaa ^^
gitu tuh si cinta. kadang greget juga sama si cinta -.-
BalasHapusiya mbak syifa, cinta itu ibarat zat, dia udara. ga kelihatan, tapi diperlukan.
Hapusteh Aisa :D
BalasHapusKatanya kita mencintai orang yang salah dulu, baru menemukan cinta sejati *sok filosofis*
BalasHapustang namanya cinta mampu melukiskan rasa dengan pena... :)
BalasHapus