Kamis, 07 Juni 2012

The Long Journey of Bandung.

Gak kerasa udah semester 6 aja, padahal terakhir ingat masih bersibaku dengan soal-soal latihan dan try out waktu bimbel di SSC Bandung. Mungkin cerita ini bakal jadi salah satu penghias keberhasilan di masa mendatang.
Gimana gak, 3 SPBU di 3 negara itu diawali dengan modal nekat ke Bandung bersama 6 orang teman terbaik saya dari SMA yang sama dan kelas yang sama juga(ex.Andy). Disaat yang lain menikmati libur panjang pasca ujian nasional, Aku, Desvy, Winda, Syukri, Teguh, Yuni, dan Bella pergi ke Bandung untuk bimbingan belajar dan berniat kuliah di pulau jawa.
Semoga kesuksesan dan cita-cita menjadi kaya raya kita segera terealisasi ya teman, kalau kata golongan alay bilang, "cemungudhh eaa kakak ~~"

Flashback dari semua yang kita alami, ternyata waktu 3 tahun itu singkat banget loh..
Untuk pertama kalinya menginjak kan kaki di Bandung. Kalau gak salah waktu itu jam 20.00 wib, AJIIB....!!! suhu yang diperkirakan 16-18 derajat itu cukup membangunkan semua bulu-bulu yang nempel di tubuh. Secara kita orang dari negeri khatulistiwa, Pekanbaru-Riau, yang terbiasa dengan suhu 31-33 derajat, so, lumayan membuat gigi atas dan bawah saling beradu malam itu.

Perjalanan yang melelahkan, berterima kasih sama bang Erik, tetangga Winda yang berkuliah di UNPAD, yang sudah berbaik hati mencarikan kita rumah untuk 3 bulan kedepan.
Rumah itu mungil, bersih, nyaman, dan...... WOW! meski terletak di gang-dalam-gang. Hmm.. ciri khas Bandung, oh, kota-kota besar mungkin lebih tepatnya. Di Pekanbaru, Aku belum menemukan ada pemukiman di gang-dalam-gang. Di rumah yang nyaman itu hanya Aku, Desvy dan Winda. Yang lainnya pada mencar-mencar cari kos-kosan. Malam itu, dikarenakan asas persahabatan (padahal karena kita takut sebenarnya), kita tidur di kamar yang sama.

Bimbel masih dimulai seminggu lebih lagi memang, sengaja datang cepat untuk mengurus administrasi bimbel, sekalian biar gak shock dengan kota kembang tempat Peterpan, band favorite ku memulai debut nya ini #jiahhhh ~~~
Pagi itu begitu merinding ding ding dingiiiin. Gak seperti di Pekanbaru, pagi-pagi uda nyalain kipas angin, haha..
Mencoba menyentuh air yang bening itu sudah seperti menyentuh naga berapi, sereeeeemmm >_<
akhirnya kita putuskan untuk mandi nanti siang saja, secara logika, semakin siang, suhu semakin panas, otomatis airnya gak akan sedingin di pagi hari. Tapi ternyata teory itu gak berlaku untuk Bandung, karena semakin naik suhu, maka semakin dingin pula airnya. Akhirnya dari pada harus mencium bau (maaf) Babi, kita paksakan mandi T__T

Waktu terus berjalan, dan kendala bahasa ibu ini semakin dirasa. Alhamdulillah kita diterima di PTN di kota Bandung, gak ada yang sia-sia memang. Mengunjungi kosan Desvy, kosannya unik, seperti apartemen di ayat-ayat cinta (untuk yang belum nonton, segera nonton deh. sebelum aku bilang,"nndessssooo")
Kamar Desvy ada di lantai 3, untuk beli cemilan ada kerekan dari atas. jadi kita gak ccapek-capek turun ke bawah. Kita mau beli gorengan tadinya, tapi si Aa yang ngejual ga ada di TKP. Dari atas kita teriak-teriak,"Aa goreng...A, mau beli gorengan. Aa goreng, Aa goreeeeeeng.....". Sontak semua yang berjualan di bawah memandang kita dengan tatapan tajam, seolah-olah sedang melihat seporsi ayam panggang di meja makan, lengkap dengan sebakul nasi putih hangat dan lalapan serta tak lupa kerupuknya *apa-apaan ini?! kan jadi lapar sendiri aku nya ~~~*

Setelah ditelusuri mengapa kumpulan penjual makanan itu memandang kita tajam adalah "goreng" itu dalam bahasa sunda, artinya "jelek". OMG... berarti kita sudah melecehkan Aa yang jual gorengan dengan mengatakan ia jelek. #BLEK..!!! 

Ada pula rutinitas aneh kita, yang sampai sekarang pun masih suka dilakukan, NYASAR... yaph, meski sudah 3 tahun lebih di sini, nyasar masih menjadi hobby yang ingin dihilangkan tapi begitu sulit. Aku dan Desvy bimbel di tempat yanng sama, ambil jurusan IPS, dan yang lain tetap setia dengan jalur IPA nya. Bukan ingin berkhianat, tapi inilah hidup, harus bisa memilih #eaaaa ~~~
Untuk menempuh sekali perjalanan ke tempat bimbel, Aku dan Desvy harung ngangkot dua kali. ongkosnya Rp 2500 (Rp 1500 sampai simpang, Rp 1000 dari simpang ke TKP)
Diakibatkan ke-sok-tau-an Desvy ini, yang tadinya ingin menghemat Rp 1000, kita malah jadi rugi Rp 5000. naik angkot yang salah, memang sama-sama tertulis DAGO, tapi bukan ke tempat yang kita inginkan. Entah kemana itu kita nyasarnya, yang pasti Aku sudah melewati kebun teh, kebun strawberry, *mamaaaaaaaaaaaa, ampuni dosa-dosa anak mu yang imut ini*
Dimulai angkot yang tadinya dipenuhi penumpang, sampai hanya aku dan desvy yang tersisa, kita hanya mengikuti kemana mamang angkot membawa (sing: mau dibawa kemana jurusan kitaaa...aaaa, by: ARMADA).
Perah juga Desvy nyasar sendiri. Dia baru dari pasar baru ceritanya, dan sekali lagi, karena ke-sok-tau-an nya, dia lagi-lagi NYASAR! pepatah "malu bertanya, nyasar di jalan" itu benar loh.
Ceritanya dari pasar baru-Dipati ukur itu gak bisa naik damri, kita kudu ngangkot. Nah, si Desvy yang dengan tingkat ke-PD-an yang mendarah daging itu, naik damri. Ntah damri jurusan apa, yang pasti dia hampir ke BSM (Bandung Super Mall).

dia sms aku,"Sa, aku nyasar. ga tau ini dimana, tapi arah mau ke BSM. Gimana donk?"

Aku hanya membalas,"ga heran. udah, nyampe BSM, beli tiket primajasa, trus ke bandara, dan beli tiket pesawat JKT-Pekanbaru, pulang deh.. haha...."

Ini baru se-per-sekian persen cerita Aku dan teman-teman ku selama di Bandung, masih banyak yang bisa diceritakan.




3 komentar:

  1. sy aja yg sering ke Bdg suka gak hapal jalanan Bandung.. Hehe..

    BalasHapus
  2. hahaha parah :p
    tapi ada yg tereliminasi dari yg 6org tu yaa :p

    BalasHapus
  3. Maap, aku gak merasa terpaksa ikut ketawa..., ngakak pula lagi.... Seru juga ya hidup di Bandung. Semoga cepat usai, n ... cepat bangun SPBU. Bravo.

    BalasHapus